-->

Infografis Ujian Nasional 2019, Sebagai Tolak Ukur atau Kelulusan?

Ujian nasional merupakan ujian yang diselenggarakan oleh pemerintah yang bertujuan sebagai ujian akhir bagi jenjang pendidikan dasar (SD, SMP, SMA). Meskipun demikian, ujian nasional sekarang ini identik dengan jenjang pendidikan SMA. Hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan ini merupakan jenjang pendidikan terakhir pada pendidikan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi (universitas, sekolah tinggi, dll). Karena itulah, ujian nasional bagi SMA diperhatikan lebih oleh pemerintah, institusi pendidikan, dan siswanya sendiri. Bagi sebagian besar siswa, Ujian nasional dianggap menjadi sebuah tujuan akhir yang akan mereka tempuh dan akan menentukan di jurusan apakah akan berlabuh. Sedangkan bagi sebagian institusi pendidikan, ujian nasional dianggap menjadi sebuah indikator utama mengenai kualitas lembaga pendidikannya. Hal tersebut membuat persiapan untuk menghadapi ujian ini seringkali menjadi program utama di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Padahal, ujian nasional bisa dibilang telah dirubah statusnya dari yang sebelumnya sebagai penentu kelulusan menjadi tolak ukur saja. Akan tetapi, tetap saja ketakutan dan kekhawatiran siswa dan sekolah-sekolah tetap ada. Berikut sekilas UNBK tahun 2018 yang disajikan dalam infografis di bawah ini.
Sebelumnya, UN dijadikan penentu kelulusan sehingga siswa merasa UN ini menjadi sesuatu yang sangat penting, begitu juga bagi sekolah bagi siswa tersebut. Ketika UN menjadi penentu kelulusan, sekolah-sekolah menjadi lebih terbantu dalam menggenjot belajar siswanya untuk menghadapi UN tersebut. Akan tetapi, hal ini berbanding terbalik ketika UN hanya dijadikan tolak ukur saja. Sebagian siswa merasa UN hanya untuk nilai prestise atau tolak ukur bagi sekolahnya dan tidak terlalu penting bagi dirinya. Anggapan tersebut menjadikan sekolah-sekolah susah dalam mengatur siswanya untuk menghadapi UN. Siswa yang tidak peduli dengan UN, hanya menjadikannya sebagai ujian biasa saja dan mereka lebih mementingkan SBMPTN karena dapat mengantarkan mereka untuk mendapatkan perguruan tinggi negeri dengan jalur utama. Padahal, SBMPTN memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada UN. SBMPTN sendiri dianggap tingkat kesulitannya 4 kali lebih tinggi daripada Ujian Nasional. Jika siswa tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi UN, pastinya akan membuat mereka tidak bisa mengerjakan soal-soal tersebut. Apalagi tingkat soal dalam UN pada tahun 2019 ini akan lebih mengedepankan soal-soal HOTS (High Order Thinking Skill) yang artinya adalah soal-soal yang butuh analisis yang tinggi. Jika siswa tidak bisa mengerjakan soal UN, tentu saja mereka akan mengalami kesulitan yang lebih ketika mengerjakan soal SBMPTN. Hal itu akan berdampak buruk pada keduanya, yaitu SBMPTN dan UN itu sendiri.

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya menjadikan UN dan SBMPTN menjadi sesuatu yang sama-sama penting agar membantu sekolah dalam menerapkan program-program untuk persiapan dari kedua ujian tersebut dan membuat siswa merasa bahwa keduanya adalah ujian yang penting bagi dirinya. Solusi yang dapat dilakukan adalah membuat UN menjadi faktor penentu kelulusan atau bukan penentu kelulusan utama sehingga para siswa tetap memerhatikan pentingnya Ujian Nasional. Selain itu, dapat juga dilakukan peningkatan tingkat kesulitan soal pada UN sehingga setara dengan SBMPTN. Dengan demikian, siswa dan sekolah sama-sama memiliki kepentingan yang sama sehingga membuat tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai

Related Posts

2 comments

  1. Sangat bagus gan, jangan lupa berkunjung ke blog saya https://eichiar.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Wahhh bermanfaat sekali mas, thanks atas masukannya.
    jangan lupa kunjungi blog saya http://dapurmicin.blogspot.com/

    ReplyDelete

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter